Sabtu, 23 Oktober 2010

sang hyang widhi

Filosofi
"Hyang" merupakan sebutan untuk keberadaan spiritual memiliki kekuatan supranatural, bagaikan matahari di dalam mimpi. Kedatangannya dalam hidup seseorang memberikan kesenangan tanpa jeda dalam waktu lama yang tak dapat dibedakan antara mimpi dan realita. Orang-orang Indonesia umumnya mengenal kata ini sebagai penyebutan untuk penyebab keindahan, penyebab semua ini ada (pencipta), penyebab dari semua yang dapat disaksikan, atau secara sederhana disebut Tuhan.

[sunting] Definisi Etimologi
Sang Hyang Widhi, berasal dari akar kata "Sang", "Hyang", dan "Widhi".

Sang, memiliki makna personalisasi atau identifikasi. Contoh penggunaan kata lainnya: sang bayu, sang Nyoman, sang Raja, dan lain-lain.
Hyang, terkait dengan keberadaan spiritual yang dimuliakan atau mendapatkan penghormatan yang khusus. Biasanya, ini dikaitkan dengan wujud personal yang bercahaya dan suci.
Widhi, memiliki makna penghapus ketidaktahuan. Penghapus ketidaktahuan memiliki wujud yang beragam menurut jalan ketidaktahuan diselesaikan. Wujud-wujud ini menjadi media bagaimana manusia dan ciptaan di jagat raya ini mengerti dan memahami diri dan lingkungannya. Widhi dapat berupa: cahaya, suara, wujud tersentuh, sensasi tersensori, memori pikiran, rasa emosional, radiasi bintang, pengartian tanda, rasa kecapan, dan lain-lain. Widhi ini sangat terkait dengan dharma, atau lingkungan yang merupakan pustaka abadi dimana manusia dapat membaca keseluruhan pengetahuan tentang widhi. Dharma secara keseluruhan adalah widhi itu sendiri. Terkait dengan proses belajar, dharma tampaknya terpartisi menjadi arus berlanjut yang hadir kepada manusia tanpa henti hingga masa manusia itu berakhir.
[sunting] Dharma
Dharma adalah pustaka atau sarana belajar manusia untuk mengerti dan memahami semua pengetahuan untuk menyelesaikan ketidaktahuan. Dharma ini pun menjadi jalan untuk dapat memahami kemahakuasaan, termasuk memahami 'Sang Hyang Widhi'. Dharma ini secara nyata adalah lingkungan manusia, dari yang menyusun manusia itu sendiri hingga hal-hal di luar manusia.

[sunting] Sang Hyang Widhi
Secara deskriptif, makna Sang Hyang Widhi tidak cukup untuk diungkapkan dengan beberapa kalimat. Namun, dengan adanya dharma, semua orang dapat memahami makna sang hyang widhi ini secara utuh. Bahwa sang hyang widhi dipahami pertama melalui terlihatnya matahari di dalam mimpi seseorang, yang memberikan kesenangan luar biasa atau kesenangan tertinggi dari yang pernah dia rasakan. Kesenangan atau kebahagiaan ini berlanjut beberapa hari tanpa jeda. Namun, seseorang tidak dapat melihat matahari di dalam mimpi jika di dalam kenyataan ini dia tidak perhatian dengan matahari dan perkembangan hari siang dan malam.

Sang Hyang Widhi secara sederhana berarti dia yang memancarkan widhi atau penghapus ketidaktahuan. Dengan batasan media yang berupa cahaya, maka sang hyang widhi adalah sumber cahaya. Sumber cahaya ini berupa matahari atau sumber cahaya lain. Dengan demikian, dengan membatasi bentuk widhi berupa cahaya, sang hyang widhi adalah sumber cahaya.

daftar nama nama wayang

Dewa-Dewi wayang
Dewa-Dewi dalam dunia pewayangan merupakan dewa-dewi yang muncul dalam mitologi agama Hindu di India, dan diadaptasi dalam budaya Jawa.

1.Sang Hyang Adhama
2.Sang Hyang Sita
3.Sang Hyang Nurcahya
4.Sang Hyang Nurrasa
5.Sang Hyang Wenang
6.Sang Hyang Widhi
7.Sang Hyang Tunggal
8.Sang Hyang Rancasan
9.Sang Hyang Ismaya
10.Sang Hyang Manikmaya
11.Batara Bayu
12.Batara Brahma
13.Batara Candra
14.Batara Guru
15.Batara Indra
16.Batara Kala
17.Batara Kresna
18.Batara Kamajaya
19.Batara Narada
20.Batara Surya
21.Batara Wisnu
22.Batara Yamadipati
23.Batari Durga
24.Batara Kuwera
25.Batara Cingkarabala
26.Batara Balaupata
27.Hyang Patuk
28.Hyang Temboro
Daftar tokoh wayang yang muncul di kisah Wayang Purwa (RA Kosasih)

[sunting] Ramayana
Tokoh-tokoh Ramayana dalam budaya pewayangan Jawa diambil dan diadaptasi dari mitologi Hindu di India.

1.Anggada
2.Anila
3.Anjani
4.Dasarata
5.Hanoman
6.Indrajit (Megananda)
7.Jatayu
8.Jembawan
9.Kosalya
10.Kumbakarna
11.Aswanikumba
12.Laksmana
13.Parasurama
14.Prahasta
15.Rama Wijaya
16.Rawana
17.Satrugna
18.Sita
19.Subali
20.Sugriwa
21.Sumali
22.Sumitra
23.Surpanaka (Sarpakenaka)
24.Trikaya
25.Trijata
26.Trinetra
27.Trisirah
28.Wibisana
29.Wilkataksini
30.Dewi Windradi
[sunting] Mahabharata
Tokoh-tokoh Mahabharata dalam budaya pewayangan Jawa diambil dan diadaptasi dari mitologi Hindu di India.

1.Abimanyu
2.Resi Abyasa
3.Amba
4.Ambalika
5.Ambika
6.Antareja
7.Antasena
8.Arjuna
9.Aswatama
10.Baladewa
11.Banowati
12.Basupati
13.Basudewa
14.Bima
15.Bisma
16.Burisrawa
17.Bayu
18.Cakil
19.Citraksa
20.Citraksi
21.Citrayuda
22.Damayanti
23.Dewayani
24.Drona (Dorna)
25.Drestadyumna
26.Dretarastra
27.Dropadi
28.Durgandini
29.Durmagati
30.Dursala (Dursilawati)
31.Dursasana
32.Duryodana (Suyodana)
33.Drupada
34.Ekalawya
35.Gatotkaca
36.Gandabayu
37.Gandamana
38.Gandawati
39.Indra
40.Janamejaya
41.Jayadrata
42.Karna
43.Kencakarupa
44.Kertawarma
45.Krepa
46.Kresna
47.Kunti
48.Madri
49.Manumanasa
50.Matswapati
51.Nakula
52.Nala
53.Niwatakawaca
54.Pandu
55.Parasara
56.Parikesit
57.Puru
58.Rukma
59.Rupakenca
60.Sadewa
61.Sakri
62.Sakutrem
63.Salya
64.Sangkuni
65.Samba
66.Sanjaya
67.Santanu
68.Sarmista
69.Satyabama
70.Satyajit
71.Satyaki
72.Satyawati
73.Srikandi
74.Subadra
75.Sweta
76.Udawa
77.Utara
78.Utari
79.Wesampayana
80.Wicitrawirya
81.Widura
82.Wirata
83.Wisanggeni
84.Wratsangka
85.Yayati
86.Yudistira
87.Yuyutsu
[sunting] Punakawan
Punakawan adalah para pembantu dan pengasuh setia Pandawa. Dalam wayang kulit, punakawan ini paling sering muncul dalam goro-goro, yaitu babak pertujukan yang seringkali berisi lelucon maupun wejangan.

[sunting] Versi Jawa Tengah dan Jawa Timur (wayang kulit/wayang orang)
1.Semar
2.Gareng
3.Petruk
4.Bagong
[sunting] Versi Banyumas (wayang kulit/wayang orang)
1.Semarsemorodewo
2.Garengnolo
3.Petrukkanthong
4.Baworcarub
[sunting] Versi Jawa Barat (wayang golek)
1.Semar
2.Cepot atau Astrajingga
3.Dawala
4.Gareng
[sunting] Bali
1.Tualen
2.Merdah
3.Sangut
4.Delem
[sunting] Teman para Punakawan
1.Togog
2.Bilung
3.Limbuk
4.Cangik
[sunting] Lihat pula
Mitologi Hindu
Sastra Jawa
Itihasa (kisah wiracarita Hindu):
Ramayana
Mahabharata
Pusaka Hyang Kalimusada
Wayang kulit adalah seni tradisional Indonesia yang terutama berkembang di Jawa. Wayang berasal dari kata Ma Hyang artinya menuju kepada yang maha esa, . Wayang kulit dimainkan oleh seorang dalang yang juga menjadi narator dialog tokoh-tokoh wayang, dengan diiringi oleh musik gamelan yang dimainkan sekelompok nayaga dan tembang yang dinyanyikan oleh para pesinden. Dalang memainkan wayang kulit di balik kelir, yaitu layar yang terbuat dari kain putih, sementara di belakangnya disorotkan lampu listrik atau lampu minyak (blencong), sehingga para penonton yang berada di sisi lain dari layar dapat melihat bayangan wayang yang jatuh ke kelir. Untuk dapat memahami cerita wayang(lakon), penonton harus memiliki pengetahuan akan tokoh-tokoh wayang yang bayangannya tampil di layar.

Secara umum wayang mengambil cerita dari naskah Mahabharata dan Ramayana, tetapi tak dibatasi hanya dengan pakem (standard) tersebut, ki dalang bisa juga memainkan lakon carangan (gubahan). Beberapa cerita diambil dari cerita Panji.

Pertunjukan wayang kulit telah diakui oleh UNESCO pada tanggal 7 November 2003, sebagai karya kebudayaan yang mengagumkan dalam bidang cerita narasi dan warisan yang indah dan berharga ( Masterpiece of Oral and Intangible Heritage of Humanity ). Wayang kulit lebih populer di Jawa bagian tengah dan timur, sedangkan wayang golek lebih sering dimainkan di Jawa Barat.

perkenalan dulu

hai sob,perkenalkan nama saya fikri,lengkapnya fikri eko untoro.saya bertempat tinggal di semarang atas tepatnya di banyumanik.umur saya baru 22 sob.di blog ini saya ingin memperkenalkan tradisi dan budaya kita yang sekarang atau pada jaman ini jarang bahkan ada yang tidak tahu dengan apa yang disebut "wayang".
wayang adalah budaya dan tradisi asli bangsa indonesia yang diperkenalkan oleh bangsa india kuno untuk menyebarkan agama hindu di indonesia dengan menceritakan kisah mahabharata maupun kisah ramayana yang sudah sangat populer di negri aslinya meupun di negri kita.
namun setelah masuknya islam di indonesia wayang ada sedikit perubahan.dari segi nama wayang itu sendiri maupun ceritanya.apalagi ketika bangsa belanda menjajah bangsa kita ada beberapa lakon wayang yang tidak boleh dipertunjukan dengan alasan lakon itu terlalu mengkritik,misalnya bagong.
udah dulu sob perkenalan dari saya tak usah panjang lebar.nanti di artikel lain akan saya bahas lagi